SURAT DARI BAPAK
SURAT
DARI BAPAK
Ditulis Oleh : Lisa Ulfa
Anakku ….
Bilamana
surat ini sudah sampai ke tanganmu atau mungkin ada orang lain yang membacanya
kepadamu …, itu tandanya bapak sudah tak
lagi bisa berkata-kata, juga tidak bisa memuji betapa rupawannya wajahmu atau
memberikan teguran saat engkau melakukan kesalahan. Bapak sudah terlelap dalam
tidur yang sangat lama.
Dulu.
Dulu sekali. Jauh-jauh hari sebelum kau lahir ke dunia ini. bapak sama mamak
selalu berdoa kepada Allah SWT. pagi dan petang, pagi dan petang sayang, tak pernah jenuh kami bersimpuh memohon agar
diberikan putra-putri yang shaleh dan shalehah. Dan Allah memberikan bapak seorang
putri berparas jelita. Yah …, Dimata Bapak engkau adalah perempuan yang paling
menawan. Cantik. Seumpama bunga-bunga.
Ingat
tidak nak?. Waktu hari pernikahanmu. kedua mata bapak berkaca-kaca. Berat rasaya
melepaskan engkau ke tangan lelaki lain sekalipun ia bisa menjagamu lebih baik
dari Bapak. Bapak sadar, bapak serakah atas dirimu. Mungkin Itu karena Bapak
punya cinta yang besar sekali. Cinta yang tak akan pernah habis jika ditulis
dengan kata-kata. juga tak akan lapuk dibasuh hujan dan dibakar matahari
sekalipun.
Wahai
anakku ….
Kini
surgamu sudak tak lagi bersama kami. Tak lagi bersama mamak atau bapak. Tapi sudah
berpindah ke tangan orang asing yang kau sebut suami. Maka jagalah elok-elok
perangaimu. Jangan sekali-kali membuat hatinya terluka. Jangan pula engkau
mencela dirinya, atau keluarganya, atau keturunannya. Karena itu akan memberi
goresan pada hatinya. Sungguh Allah tidak akan mengampuni dosa-dosamu jika
belum memperoleh ridha dari suamimu itu.
Usah
kau gelisah dengan hidupmu ke depan. Usah kau gelisah dengan anak-anakmu ke
depan. Usah kau cemaskan sesuatu yang masih saangat jauh dari gapaian manusia.
Karena cemas pada sesuatu yang tidak patut dicemaskan adalah pekerjaan yang
sia-sia.
Anakku
….
Berbaktilah
kepada suamimu melebihi takzimnya dirimu kepada mamak atau bapak di masa
dahulu. Dan jauhilah perbuatan maksiat Karena itu bisa menjerumuskan dirinya ke
lembah neraka. Tetaplah menjadi putri kebanggan bapak sampai akhir. Karena
dengan begitu kami tak akan kecewa dengan diri sendiri sebab telah salah
mendidikmu. Satu pesan terakhir Bapak “jangan menjadi duri selagi masih bisa
menjadi obat”.
Comments